Minggu, 29 Mei 2016

kemudahan belajar mengajar Al-Quran


Nama : Sulastri
PAI 2 – B
TAFSIR TARBAWI
DR. K. H. Badruddin H Subky, M.H.I

KEMUDAHAN BELAJAR MENGAJAR Al-QURAN
A.    PENDAHULUAN 
Al-quran adalah firman Allah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw agar bacaannya dijadikan sarana ibadah, difahami, makna yang terkandung di dalamnya dan diamalkan ajarannya. Allah telah memudahkan kita untuk belajar Al-quran dengan berbagai metode . Hikmah mempelajari Al-quran ialah mendapatkan pengetahuan mengenai Al-Quran atau mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, yakni hidayah, hukum, rahasia dan hikmahnya. Berdasarkan firman Allah dalam ayat Al-Quran di bawah ini.  
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran? (QS Al-Qamar: 17)
فَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لِتُبَشِّرَ بِهِ الْمُتَّقِينَ وَتُنْذِرَ بِهِ قَوْمًا لُدًّا
Maka sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu, agar kamu dapat memberi kabar gembira dengan Al Quran itu kepada orang-orang yang bertakwa, dan agar kamu memberi peringatan dengannya kepada kaum yang membangkang. (Q.S Maryam : 97) 

يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَايَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوا اْلأَلْبَابِ
“Allah menganugerahkan al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang al-Qur’an dan as-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi al-Hikmah, dia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Al-Baqarah: 269).
Berdasarkan ayat di atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga pembahasan yang harus dibahas yaitu, Bagaimana Al-Quran menarik umat muslim untuk mempelajarinya? Metode belajar Al-Quran? Apa hikmah memahami Al-Quran?
  
B.     PEMBAHASAN
1.      Cara menarik umat muslim untuk belajar Al-Quran
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad Saw sebagai mu’jizat yang menerangkan kepada manusia tentang jalan kehidupan yang diridhoi-Nya. Dengan cara memahami Al-Quran sesuai dengan konteksnya. Dengan menetapkan Al-Quran adalah dokumen untuk manusia, sebagai petunjuk Allah, dan tujuan Al-Quran. [1] Sesuai dengan sabda Rasulullah yang dikutip H.Ramlan Mardjoned dalam bukunya Akhlaq Belajar dan Mengajar Al-Quran yaitu:

 خيركم من تعلم القران و علمه (رواه البخا ري )
Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Quran”. (HR. Bukhari)
Dan Allah telah memudahkan Al-Quran dan Allah mudahkan artinya, bahkan Allah penuhi Al-Quran itu dengan bermacam-macam pelajaran dan nasehat, supaya diambil pelajaran, mana saja yang dikehendaki dan diperhatikan oleh orang yang mau memperhatikan.[2]

2.      Metode belajar Al-Quran
Di turunkan Al-Quran dengan bahasa Nabi Muhammad Saw artinya dengan bahasa arab, supaya dapatlah bangsa arab yang beliau datangi itu faham.dan sekarang sudah 15 abad Al-quran trun dan sudah 15 abad Nabi Muhammad Saw wafat tetapi bahasa arab Al-Quran tidak berubah sedikit pun.[3] Dan sekarang ini banyak sekali metode yang ditemukan untuk pembelajaran membaca Al-Quran mulai dari Al-Baghdadi, Qiraati, Al-Barqi, Iqro’, Insani, Tartila dan lainnya yang dapat mempermudah pembelajaran membaca Al-Quran dengan cepat. Cepat yang dimaksud yaitu cepat membaca huruf Al-Quran dengan menggunakan metode Qiraati. Metode Qiraati adalah suatu model belajar membaca Al-Quran yang secara langsung yang dikutif oleh Zarkaisy dalam bukunya Pelajaran Ilmu Tajwid.[4] Metode Al-Baghdadi adalah metode tersusun (tarkibiyah) dan merupakan proses ulang atau lebih dikenal dengan metode alif, ba’, ta’. Metode ini metode paling lama muncul di Indonesia. Metode Iqra’ adalah metode dengan cara memperkenalkan huruf hijaiyah  awal hingga akhir dengan menggunakan harakat.[5] Dan Allah telah mempermudah umat-Nya  untuk mempelajari Al-quran seperti apa yang telah di jelaskan di atas dengan bahasa kita seperti firman Allah dalam surah Ad-Dukhaan ayat 58:

نَفَإِنَّمَا يَسَّرْنَاهُ بِلِسَانِكَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُو
58. Sesungguhnya Kami mudahkan Al Quran itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.
3.      Hikmah Memahami Al-Quran
Allah SWT memberi hikmah dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat kepada siapa saja yang dikehendaki Allah. Menurut Ahmad Mustafa Al-Maragi yang dikutip dalam bukunya Tafsir Al-Maragi bahwa yang dimaksud hikmah dalam ayat ini ialah, pengetahuan mengenai Al-Quran atau mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, yakni hidayah, hukum, rahasia dan hikmah.[6] Menurut Prof. DR. Hamka yang dikutip dalam bukunya Tafsir Al-Azhar Juzu III . Ibnu Abbas mengatakan:

الحكمة هو افقه في القران
“Hikmah itu adalah kesanggupan memahamkan Al-Quran”
Artinya bila seseorang sudah dapat memahamkan (memfiqihkan) dari dalam Al-Quran mana yang hudan (petunjuk) dan mana yang hukum, mana yang disuruh (wajib) dan apa sebab wajibnya dan mana yang dicegah (haram) dan apa yang disegah, lalu dapat membandingkan atau mengqiyaskan yang furu’ (cabang) kepada yang ashal (pokok), itulah dia orang yang diberi hikmah.[7]

C.     KESIMPULAN
1.      Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Rasul-Nya Muhammad Saw sebagai mu’jizat yang menerangkan kepada manusia tentang jalan kehidupan yang diridhoi-Nya.
2.      Di turunkan Al-Quran dengan bahasa Nabi Muhammad Saw artinya dengan bahasa arab, metode pembelajaran membaca Al-Quran mulai dari Al-Baghdadi, Qiraati, Al-Barqi, Iqro’, Insani, Tartila dan lainnya yang dapat mempermudah pembelajaran membaca Al-Quran dengan cepat.
3.      Hikmah mempelajari Al-Quran adalah mengetahui pengetahuan mengenai Al-Quran atau mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, yakni hidayah, hukum dan rahasia.



[1] Drs. Abuddin Nata, M.A. Al-Quran dan Hadits cetakan kedua, penerbit PT Raja Grafindo Persada, thn 1993 M
[2] H.Ramlan Mardjoned, Akhlaq Belajar dan Mengajar Al-Quran, penerbit LPPTKA-BKPRMI, thn 1994 M, hal 37
[3] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Al-Azhar, cetakan kedua,  penerbit Surabaya, thn 1982 M
[4] Zarkaisy, D.S. Pelajaran Ilmu Tajwid Praktis, penerbit Semarang Yayasan Pendidikan Al-Quran Raudatul Mujawidin, thn 1989 M
[5] Baidan Nashruddin, Metodologi Penafsiran AL-Quran, penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta, thn 2005 M
[6] Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi juz III, cetakan kedua, penerbit PT. Karya Toha Putra Semarang, thn 1993 M, hal 75
[7] Prof. Dr. Hamka, Tafsir Juzu’ III, cetakan pertama, penerbit Pustaka Panjimas, thn 1996 M, hal 53-54

Tidak ada komentar:

Posting Komentar