Minggu, 29 Mei 2016

Metode Pembelajaran Al-Quran

Metode Pembelajaran Al - Qur'an

A.    Metode Iqro’
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur'an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode Iqro’ ini disusun oleh Ustadz As’ad Human yang tinggal di Yogyakarta. Kitab Iqro’ dari ke-enam jilid tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa. Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang mengajar Al-Qur'an.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak mem-butuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekan-kan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur'an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro’ adalah:
1.      Kelebihan
a.       Menggunakan metode CBSA, jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.
b.      Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara bersama) privat, maupun cara eksistensi (santri yang lebih tinggi jilid-nya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid rendah).
c.       Komunikatif artinya jika santri mampu membaca dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan, perhatian dan peng-hargaan.
d.      Bila ada santri yang sama tingkat pelajaran-nya, boleh dengan sistem tadarrus, secara bergilir membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.
e.       Bukunya mudah di dapat di toko-toko.
2.      Kekurangan
a.       Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.
b.      Tak ada media belajar
c.       Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.
B.     Metode Qiro’ati
Metode Qiro’ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur Shodiq Ahrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem Qa'idah Qira’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca Al-Qur'an yang langsung memasukkan dan mempraktek-kan bacaan tartil sesuai dengan qa'idah ilmu tajwid sistem pendidikan dan pengajaran metode Qira’ati ini melalui system pendidikan berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual (perseorangan).
Santri/ anak didik dapat naik kelas/ jilid berikutnya dengan syarat:
1.      Sudah menguasai materi/paket pelajaran yang diberikan di kelas.
2.      Lulus tes yang telah diujikan oleh sekolah/TPA.
   Metode Penyampaian Buku Qiro’ati
1.      Praktis, artinya langsung ( tidak dieja)
2.  Sederhana, artinya kalimat yang dipakai menerangkan itu sederhana tetapi dapat cepat difahami
3.      Sedikit demi sedikit, tidak menambah sebelum bissa lancar
4.      Merangsang murid untuk saling berpacu
5.      Tidak menuntun membaca
6.      Waspada terhadap bacaan yang salah
7.      Driil (bisa karena terbiasa)
Metode driil banyak tersirat dalam buku Qiro’ati, adapun yang secara khusus menggunakan metode ini adalah pada pelajaran :
a)  Ghorib
b)  Ilmu Tajwid
c)  Hafalan – hafalan antara lain :
~        Bacaan sholat
~        Surat – surat pendek
~        Hadist dan do’a
~        Mufrodat bahasa arab
      Prinsip –prinsip dasar Qiro’ati
a.     prinsip-prinsip yang di pegang oleh guru/ustadz yaitu:
-          Tiwagas (teliti, waspada dan tegas)
-          Daktun (tidak boleh menuntun)
b.    Prinsip-prinsip yang harus dipegang santri / anak didik:
-          CBSA : Cara belajar santri aktif.
-          LCTB  : Lancar cepat tepat dan benar.
      Strategi / metode mengajar dalam Qiro’ati

Dalam mengajar Al-Qur'an dikenal beberapa macam stategi. Yaitu:
1.         Strategi mengajar umum (global)
a.  Individu atau privat yaitu santri bergiliran membaca satu persatu.
b. Klasikal Individu  yaitu sebagian waktu digunakan guru/ustadz untuk    menerangkan pokok pelajaran secara klasikal.
c.  Klasikal baca simak yaitu strategi ini digunakan untuk mengajarkan membaca dan menyimak  bacaan Al-Qur'an orang lain.
2.       Strategi mengajar khusus (detil)   
Strategi ini agar berjalan dengan baik maka perlu di perhatikan syarat-syaratnya. Dan strategi ini   meng-ajarkannya secara khusus atau detil. Dalam mengajar-kan metode qiro’ati ada I sampai VI yaitu:
Juz I sampai Juz VI mempunyai target yang harus dicapai sehingga disini guru harus lebih sering melatih peserta didik agar target-target itu tercapai. Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain:
Kelebihannya :
1.      Siswa walaupun belum mengenal tajwid tetapi sudah bisa membaca Al-Qur'an secara tajwid, karena belajar ilmu tajwid itu hukumnya fardlu kifayah sedangkan membaca Al-Qur'an dengan tajwidnya itu
a.       fardlu ain
b.      Dalam metode ini terdapat prinsip untuk guru dan murid
c.       Pada metode ini setelah khatam meneruskan lagi bacaan ghorib
d.   Jika santri sudah lulus 6 Jilid beserta ghoribnya, maka ditest bacaannya kemudian setelah itu santri  mendapatkan syahadah jika lulus test
Kekurangannya:
Bagi yang tidak lancar lulusnya juga akan lama karena metode ini lulusnya tidak ditentukan oleh bulan/tahun
C.    Metode Tilawati
Metode Tilawati adalah metode belajar Al – Qur’an yang disampaikan secara seimbang antara pembiasaan melalui pendekatan KLASIKAL dan kebenaran membaca melalui pendekatan INDIVIDUAL dengan teknik BACA SIMAK. Di dalam metode tilawati terdapat beberapa Pengelolaan Belajar, diantaranya :
1.        Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran metode tilawati adalah :
a.       Diajarkan secara praktis
b.      Menggunakan lagu rost
c.       Diajarkan secara klasikal menggunakan peraga
d.      Diajarkan secara individual dengan teknik Baca simak menggunakan buku
2.        Media dan Saran Belajar
Kelengkapan media dan sarana dalam kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi terhadap kemudahan belajar sehingga proses pembelajaran dapat berhasil. Adapun media dan sarana yang dibutuhkan dalam mengajarkan tilawati diantaranya adalah :
a.       Buku pegangan santri :
·         Buku Tilawati
·         Buku Kitabaty
·         Buku Materi Hafalan
·         Buku Pendidikan Akhlaqul Karimah dan Aqidah Islam
b.      Perlengkapan Mengajar :
·         Peraga tilawati
·         Sandaran peraga
·         Alat petunjuk untuk peraga dan buku
·         Meja belajar
·         Buku Prestasi santri
·         Lembar program dan realisasi pengajaran
·         Buku panduan kurikulum
·         Buku absensi santri
3.        Pendekatan Klasikal
Pendekatan klasikal adalah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara bersama – sama atau berkelompok dengan menggunakan peraga. Manfaat pendekatan klasikal yaitu:
  •  Pembiasaan bacaan
  • Membantu santri melancarkan buku
  • Memudahkan penguasaan lagu rost
  • Melancarkan halaman – halaman awal ketika santri sudah halaman akhir
4.             Pendekatan Individual dengan Teknik Baca Simak
Adalah pendekatan belajar mengajar yang dilakukan dengan cara membaca bergiliran yang satu membaca da yang lain menyimak.
a.       Manfaat Baca Simak
Ada beberapa manfaat dalam penerapan baca simak menggunakan buku tilawati :
1.      Santri tertib dan tidak ramai
Karena semua santri terlibat dalam proses belajar mengajar mulai dari do’a pembuka sampai dengan do’a penutup, sehingga tidak ada waktu luang bagi santri untuk melakukan kegiatan yang lain.
2.      Pembagian waktu setiap santri Adil
Dalam proses baca simak, semua santri akan bergiliran membaca dengan jumlah bacaan sama antara santri yang satu dengan santri lainnya.
3.      Mendengarkan sama dengan membaca dalam hati
4.      Salah satu santru membaca dan santri yang lain menyimak (mndengarkan) dalam hati. Bagi santri yang menyimak sama dengan membaca dalam hati.
5.      Mendapat Rohmat : QS. Al-A’rof : 204
Dan apabila dibacakan Al Qur’an, maka dengarkanlah baik–baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rohmat.
D.    Metode Al – Baghdad
Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di Indonesia.
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:
1.      Kelebihan
  1. Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.
  2. Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.
2.      Kekurangan
  1. Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.
  2. Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-ustadznya dalam membaca.
  3. Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.
E.     Metode An – Nahdhiyah
Metode An-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca Al-Qur'an yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma’arif Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode pengembangan dari metode Al-Baghdady, maka materi pembelajaran Al-Qur'an tidak jauh berbeda dengan metode Qira’ati dan Iqro’. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran Al-Qur'an pada metode ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”.

Dalam pelaksanaan metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh para santri, yaitu:
  1. Program buku paket  yaitu program awal sebagai dasar pembekalan untuk mengenal dan memahami serta mempraktekkan membaca Al-Qur'an
  2. Program sorogan Al-Qur'an yaitu program lanjutan sebagai aplikasi praktis untuk mengantarkan santri mampu membaca Al-Qur'an sampai khatam.
Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-Nahdhiyah.
Dalam program sorogan Al-Qur'an ini santri akan diajarkan bagaimana cara-cara membaca Al-Qur'an yang sesuai dengan sistem bacaan dalam membaca Al-Qur'an. Dimana santri langsung praktek membaca Al-Qur'an besar. Disini santri akan diperkenalkan beberapa sistem bacaan, yaitu  tartil, tahqiq, dan taghanni.
F.     Metode Jibril
Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai nama dari pembelajaran Al-Qur'an yang diterapkan di PIQ Singosari Malang, adalah dilatar belakangi perintah Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan Al-Qur'an yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M. Bashori Alwi (dalam Taufiqur-rohman) sebagai pencetus metode jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq dan tartil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar