Minggu, 29 Mei 2016

makalah sistem pembelajaran PAI di SD tentang sejarah kebudayaan islam



SISTEM PEMBELAJARAN PAI DI SD
 “ SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


Dosen Pembimbing
Gunawan Ikhtino,S.Sos.,M.Si
Nama Anggota Kelompok 5 :
Alaudin Zulkarnaen (141104090647)
Ahmad Muradin Putra (141104090384)
Atiq Almahzumi (141104090675)
Dedek Febriansyah (141104090156)
Herlina (141104090992)
Rafi Gusti Al-Fajri (141104090675)
Santi (141104090555)
Siti Fuadah Silviana (141104090424)
Sulastri (141104090682)

FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN
2016



KATA PENGANTAR
 
            Alhamdulillah, Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat rahmat ,karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini  yang membahas mengenai“Pembelajaran SKI di Sekolah”.Sholawat beserta salam senantiasa kami limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku pengikutnya hingga akhir zaman.Makalah ini disusun umtuk memenuhi tugas dari Universitas Ibn Khaldun Bogor disemester empat,dengan mata kuliah Sistem Pembelajaran PAI di SD. Penulis  mencoba memberikan suatu pemahaman yang berguna untuk pembaca. Serta mengembangkan minat untuk mempelajarinya.
            Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gunawan Ikhtino,S,Sos.,M,Si. selaku dosen mata kuliah Sistem Pembelajaraan PAI di SD, dan juga kepada saudara-saudara yang telah mendukung untuk lancarnya pembuatan makalah ini.Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi  mahasiswa-mahasiswi, yang mudah-mudahan berkenan Di hati Bapak  selaku dosen. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna maka dari itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir.semoga Allah swt senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.




Bogor 20 Mei 2016




DAFTAR ISI

 




BAB I

PEMBUKAAN


A.    Pendahuluan

Pendidikan adalah sebuah keharusan yang ditaklif oleh Allah kepada seluruh manusia. Karna sejatinya manusia bergerak sesuai mafahim yang ia miliki ketika mafahimnya benar maka ia akan bangkit dan ketika mafahimnya salah maka ia aka hancur hal ini dikemukakan oleh Syeikh Taqiuddin An-nabhani dalam kitabnya nidzhamul islam ( yanhadul insanu bifikrin bima indahu )[1]kebangkitan manusia tergantung pada pemikirannya oleh karna itu kenapa pendidikan itu penting lebih lebih lagi Allah menegaskan dalam surat Al-mujadilah ayat 11Yang artinya “ Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu ( al mujadilah : 11 )”
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu rumpun PAI yang mengurai tentang perjalanan islam baik dari segi kebudayaannya maupun peradabannya. Seperti yang kita tahu, bahwa kisah dalam sejarah sangat banyak muatan nilai-nilai luhurnya. Namun begitu, ternyata dalam menyampaikan pembelajaran tidak serta-merta menjadi mudah.
Untuk dapat mengungkap nilai-nilai yang ada dalam sejarah tentu memerlukan metode yang baik. Pembelajaran SKI di sd, terlebi lagi, memerlukan rancangan yang mendalam agar selain materi dapat tersampaikan, juga agar materi tersebut tidak hanya disampaikan lalu hilang, tapi juga agar mampu mencapai tujuan pembelajaran yang lebih substansial, yaitu nilai-nilai tersebut.
Dalam makalah ini, disampaikan tentang hakikat belajar dan pembelajaran, karakteristik SKI dan madrasah, serta strategi dan metode pembelajaran SKI di Madrasah Ibtidaiyyah. Sehingga semoga setelah mempelajari makalah ini, setidaknya guru memiliki tambahan informasi dalam menyapaikan pelajaran SKI di MI untuk selanjutnya.


B.     Rumusan masalah


1.      Pengertian Belajar dan Pembelajaran
2.      Karakteristik SKI dan Madrasah
3.      Strategi dan Metode Pembelajaran SKI di SD
4.      Kurikulum Ski di Sekolah
5.      Standar Kompetensi Kelulusan


C.    Tujuan


1.      Mengetahui Pengertian Belajar dan Pembelajaran Ski di Sd atau Mi
2.      Mengetahui mengenai karakteristik pembelajaran Ski
3.      Mengetahui Metode-Metode Pembelajaran Ski
4.      Untuk Mengetahui Kurikulum Ski di Sekolah-Sekolah
5.      Mengetahui Standar Kompetensi kelulusan Ski





BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sejarah dan Kebudayaan Islam

Pendidikan adalah sebuah keharusan yang ditaklif oleh Allah kepada seluruh manusia. Karna sejatinya manusia bergerak sesuai mafahim yang ia miliki ketika mafahimnya benar maka ia akan bangkit dan ketika mafahimnya salah maka ia aka hancur hal ini dikemukakan oleh Syeikh Taqiuddin An-nabhani dalam kitabnya nidzhamul islam ( ينهد الانسان بفكر بماعنده )[1]kebangkitan manusia tergantung pada pemikirannya oleh karna itu kenapa pendidikan itu penting lebih lebih lagi Allah menegaskan dalam surat Al-mujadilah ayat 11Yang artinya “ Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu ( al mujadilah : 11 )”


[1]نظام الاسلام ( tariqatul iman ) pti thoriqul izzah, jakarta. 2008

B.     Pembelajaran SKI di Sekolah Dasar (SD) 

  Materi sejarah kebudayaan Islam biasanya berisi kisah dan peristiwa masa lalu yang bisa dijadikan teladan untuk masa kini. Dalam SK KD SKI untuk jenjang pendidikan dasar Islam (SD), mata pelajaran ini diberikan kepada peserta didik mulai kelas 3 sampai kelas 6. Materinya antara lain:
1.      Kehidupan masyarakat Arab pra-Islam,
2.      Kisah perjuangan Nabi Muhammad SAW,
3.      Kisah khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib).

C. Tujuan Pembelajaran SKI di SD

Langkah awal yang harus diperhatikan sebelum menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, adalah menentukan tujuan pembelajarannya terlebih dahulu. Di atas telah dituliskan bahwa tujuan pembelajaran SKI adalah sebagai berikut:
1.Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran  nilai-nilai dan norma-norma islam yang telah dibangun oleh Rasulullah dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam.
2.Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses di masa lampau, masa kini, dan masa depan.
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar.
4.Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peningalan sejarah islam sebagai bukti peradaban umat islam di masa lampau.
5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah, meneladani tokoh-tokoh berprestasi.[2]
Maka, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran SKI tersebut, juga dengan mempertimbangkan karakteristik Madrasah seperti yang dijelaskan diatas, yaitu secara historis madrasah didirikan untuk mentransmisikan nilai-nilai islam, penentuan model, pendekatan, strategi, metode, teknik dan taktiknya pun tidak terlepas dari tujuan SKI dan karakteristik madrasah tersebut.
Sehingga, dalam hal ini, SKI sangat bisa diajarkan dalam pendekatan pembelajaran, baik yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) maupun yang berpusat pada peserta didik (student-centered approaches).
Setelah metode tersebut ditentukan, dapat pula dirinci kembali menjadi teknik atau taktik. Namun teknik dan taktik ini menjadi sangat individual, tergantung kepada masing-masing guru. Setiap guru mempunyai gaya mengajar, teknik mengajar dan taknik mengajarnya masing-masing. Sehingga pada bagian ini, murni menjadi kreatifitas masing-masing guru.[3]

D.Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Pernahkah terlintas dalam benak kamu, siapakah nenek moyangmu? Kapankah Muhammad dilahirkan? Kapankah Muhammad di angkat menjadi rasul? Kapankah terjadinya Perjanjian Aqabah, Piagam Madinah? Bagaimana kepemimpinan Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah? Dimanakah Nabi Muhammad saw. menerima wahyu yang pertama, dan bagaimana metode dakwah Nabi Muhammad saw.di Makkah dan Madinah? Apa yang melatarbelakangi terjadinya Futtul
Makkah?
Dengan mempelajari pelajaran sejarah kebudayaan Islam, kamu akan diajak untuk berpikir historis dan memperoleh pemahaman bagaimana perkembangan sejarah kebudayaan di dunia Islam. Selama manusia masih memiliki rasa ingin tahu terhadap peristiwa masa lalu, selama itu pula akan terasa perlunya mempelajari sejarah. Dari peristiwa-peristiwa tersebut, kita dapat bercermin dan menilai perbuatan yang merupakan keberhasilan dan kegagalan. Dengan mengetahui sejarah, kita akan lebih mempersiapkan diri untuk meraih keberhasilan dan akan lebih berhati-hati agar kegagalan itu tidak terulang kembali.

Tahukah kamu? Melalui sejarah kebudayaan Islam, kamu dapat melihat tidak hanya masa sekarang, akan tetapi masa yang akan datang. Pernahkah kamu sadari? Telah terjadi peristiwa yang sudah terjadi sebelumnya, hal tersebut terjadi karena pada dasarnya setiap peristiwa memiliki pola atau garis-garis tertentu yang membentuk terjadinya peristiwa tersebut.

Belajar sejarah sama halnya dengan belajar melalui pengalaman sehari-hari. Bukankah lebih baik jika orang mau belajar melalui pengalaman sehari-hari untuk menghadapi dan memecahkan masalah baru agar dapat menghasilkan suatu hal yang terbaik. Kamu juga akan mampu berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang dapat digunakan untuk menjelaskan proses perkembangan, perubahan masyarakat Islam, serta keragaman budaya di masa yang akan datang.
Sejarah merupakan jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, ia merupakan tempat belajar bagi para generasi penerus agar dapat memandang ke masa silam, melihat ke masa kini, dan menatap ke masa depan. Al- Qur’an adalah kitab suci yang merupakan pedoman hidup umat Islam yang telah memerintahkan umatnya untuk memperhatikan sejarah. Beberapa ayat Al-Qur’an dengan jelas memerintahkan hal itu. Di antaranya adalah sebagai berikut.

  أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً 

وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّهُ 

 لِيَظْلِمَهُمْ وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya :
Dan tidaklah mereka berpergian dimuka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan, dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas. Maka Allah samasekali tidak berlaku zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri. (Q.S. Ar-Ruum [30] :9
Al-Qur’an bahkan tidak hanya memerintahkan umatnya untuk memperhatikan perkembangan sejarah manusia, tetapi Al-Qur’an juga menyajikan banyak kisah. Sebagian ulama bahkan ada yang berpendapat bahwa dua pertiga isi Al-Qur’an itu adalah kisah sejarah. Dalam kitab Mańa al-Qaţţan dijelaskan bahwa kisah dalam Al-Qur’an terbagi menjadi tiga macam antara lain sebagai berikut :
Kisah para nabi yang berisi usaha, fase-fase perkembangan dakwah mereka, dan sikap orang-orang yang menentang para nabi. Adapun yang termasuk yang termasuk ke dalam jenis kisah tersebut di antaranya adalah kisah nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Ishak, Ismail, Musa, Harun, Isa dan Muhammad saw.
Kisah orang-orang terdahulu yang termasuk ke dalam katagori nabi. Adapun yang termasuk ke dalam jenis kisah tersebut seperti kisah Talut, Jalut, dua orang putera nabi Adam, Ashab al Kahfi (penghuni gua), Zulkarnaen, Qarun, Firaun, Maryam, dan keluarga Imran.
Kisah-kisah yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Nabi Muhammad saw. seperti peristiwa Perang Badar, Perang Uhud, Perang Ahzab, Perang Hunain, Perang Tabuk, peristiwa hijrah, dan peristiwa Isra mi’raj
Kisah-kisah ini dipaparkan dengan tujuan agar umat manusia mengambil i’tibar (pelajaran) darinya. Allah berfirman sebagai berikut:
          وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ   
Artinya :
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu Muhammad, agar dengan kisah ini kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran ini Telah datang kepadamu kebenaran nasehat dan peringatan dan bagi orang-orang yang beriman. (QS Hud[11]:120)
Dari penjelasan ayat tersebut jelaslah bagaimana Islam mengajarkan pentingnya mempelajari sejarah, maka jangan sekali-kali melupakan sejarah. Jadi, tujuan dan manfaat mempelajari sejarah kebudayaan Islam adalah sebagai berikut.
Memperoleh pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa sejarah kebudayaan Islam di masa lalu baik pengalaman positif maupun pengalaman negatif yang dapat dijadikan hikmah agar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.

   E. Macam-macam Metode dalam Pembelajaran SKI

a)      Metode Perumpamaan

Menurut Prof. Kukuh Fachhurrohman suatu metode yang digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realita sesuatu. Perumpamaan dapat dilakukan dengan mentashbihkan sesuatu (menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang serupa), seperti mengunpamakan sesuatu yang rasional-abstrak dengan sesuatu yang bisa diindra. 
Metode diakronik disebut juga metode sosio-historis, yakni suatu metode pemahaman tentang suatu kepercayaan, sejarah atau kejadian, dengan melihatnya sebagai satu kenyataan yang mempunyai satu kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan dan lingkungan tempat kepercayaan sejarah tempat kejadian itu muncul. Dengan metode ini, akan menyebabkan anak ingin mengetahui, memahami, menguraikan, dan menerusakan ajaran-ajaran Islam dari sumber dasarnya yaitu, Al-Qur’an dan As-Sunnah serta pengetahuan tentang latar belakang masyarakatnya, sejarah budaya di samping sirah Nabi SAW dengan segala alam pikirannya.

F.  Struktur dan Jenis Materi-Materi Kognitif

Banyak dari fakta baik dalam bentuk barang, benda, dokumen, dan gambar yang tidak lagi dapat ditemui. Oleh karena itu, untuk membuat peristiwa-peristiwa bersejarah tetap terpelihara tidak hanya dalam bentuk laporan verbal, perlu juga kiranya dihadirkan gambar yang bisa menghantarkan pikiran seseorang untuk memasuki masa lampau tersebut. Meskipun gambar itu tidak begitu representatif, paling tidak ada bentuk, jenis, atau kualitas-kualitas tertentu yang mempunyai unsur kesamaan.
Gambar berfungsi sebagai alat bantu untuk menghadirkan fakta atau konsep sejarah yang abstrak menjadi konkret. Contoh konkrit berupa gambar akan menjadi gantungan atau jangkar ingatan peserta didik untuk menghafal beberapa kata, data, dan faka untuk membangun kompetensi yang diharapkan. Penguasaan peserta didik atas kompetensi  kognitif berupa penguasaan atas informasi sangat membantunya untuk mengembangkan sikap yang baik dan keteramplan motorik yang tinggi.

2)      Concept Map (Peta Konsep)

Peta konsep adalah cara  yang praktis untuk mendeskripsikan gagasan yang ada dalam benak. Nilai praktisnya terletak pada kelenturan dan kemudahan pembuatannya. Guru bisa memanfaatkan peta konsep untuk dijadikan sebagai metode penyampaian materi sejarah. Penyampaian materi dengan peta konsep akan memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami alur sejarah dan memahami secara keseluruhan.
Dengan peta konsep, peserta didik tidak akan mengingat dan menghafal materi sejarah secara verbatim, kata per kata. Mereka punya kesempatan untuk membangun kata-kata mereka sendiri untuk menjelaskan hubungan satu konsep dengan lainnya.
  Word square merupakan permainan yang akhir-akhir ini banyak digemari orang seperti halnya Sudoku. Bahkan banyak siswa yang asyik main sudoku atau word square saat guru penuh semangat menyampaikan materi. Oleh karena itu, alangkah baiknya kalau memanfaatkan game atau permainan yang bisa mengajak otak untuk terus bekerja ini sebagai metode pembelajaran.
 Scramble merupakan permainan yang digemari oleh semua orang tidak hanya menyususn kata atau frase. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk berpikir secara aktif dengan materi (kata teracak) yang ada. Peserta didik dianjurkan untuk tidak menjawab pertanyaan secara langsung tapi dengan menyebut angka dari jawaban yang kata-katanya teracak.
Bermain peran bisa berbentuk memerankan dialog tokoh- tokoh dalam sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai ahli sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak peserta didik untuk menjiwai karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa merasakan dirinya sebagai actor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog- dialog yang dipakai diusahakan untuk sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan- gagasan utamanya.

6)      Sosiodrama

Drama atau sandiwara dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun cara pelakunya harus memahami lebih dahulubtentang peranan masing-masing yang akan dibawakannya.
Metode sosiodrama adalah juga semacam drama atau sandiwara,  akan tetapi tidak disiapkan naskahnya lebih dahulu. Kesan dari drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya kepada perkembangan jiwa anak didik baik yang langsung berperan sandiwara, maupun yang menyaksikan. Oleh karena itu metode sosiodrama.[4]






KESIMPULAN


Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu rumpun PAI yang mengurai tentang perjalanan islam baik dari segi kebudayaannya maupun peradabannya. Seperti yang kita tahu, bahwa kisah dalam sejarah sangat banyak muatan nilai-nilai luhurnya. Namun begitu, ternyata dalam menyampaikan pembelajaran tidak serta-merta menjadi mudah. Mungkin dengan beberapa metode yang kita bisa gunakan dalam pembelajaran SKI di sekolah-sekolah yang akan  sedikit membantu guru PAI dalam memberikan materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik.
Dan Dengan adanya mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diharapkan para siswa dapat memahami dengan seksama tentang perjalanan agama islam  mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-Islam, kelahiran Rosulullah hingga setelah wafatnya Rosulullah, dan perkembangannya. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
















DAFTAR PUSTAKA


نظام الاسلام ( tariqatul iman ) Pti Thariqul izzah, jakarta. 2008

Subur, Model Pembelajaran Nilai Moral berbasis Kisah, Purwokerto, STAIN Press, 2014.
Hamruni, Strategi pembelajaran, Yogyakarta, Insan Madani, 2012.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta, Kencana, 2011, cet.4.

Hanafi, 2009. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. 1981. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN Pusat









[1]نظام الاسلام ( tariqatul iman ) Pti Thariqul izzah, jakarta. 2008
[2]http://www.matapelajaranski.com/2014/04/karakteristik-mata-pelajaran-sejarah.html
[3] Hanafi, 2009. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam

[4] Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. 1981. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN Pusat



Tidak ada komentar:

Posting Komentar