SISTEM PEMBELAJARAN PAI DI SD
“
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ”
Dosen Pembimbing
Gunawan Ikhtino,S.Sos.,M.Si
Nama Anggota Kelompok 5 :
Alaudin Zulkarnaen (141104090647)
Ahmad Muradin Putra (141104090384)
Atiq Almahzumi (141104090675)
Dedek Febriansyah (141104090156)
Herlina (141104090992)
Rafi Gusti Al-Fajri (141104090675)
Santi (141104090555)
Siti Fuadah Silviana (141104090424)
Sulastri
(141104090682)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBN KHALDUN
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas berkat rahmat ,karunia
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
membahas mengenai“Pembelajaran SKI di Sekolah”.Sholawat
beserta salam senantiasa kami limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku pengikutnya hingga akhir
zaman.Makalah ini disusun umtuk memenuhi
tugas dari Universitas Ibn Khaldun Bogor disemester empat,dengan mata kuliah Sistem Pembelajaran
PAI di SD. Penulis
mencoba memberikan suatu pemahaman yang berguna untuk pembaca. Serta mengembangkan
minat untuk mempelajarinya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gunawan
Ikhtino,S,Sos.,M,Si. selaku dosen mata kuliah Sistem
Pembelajaraan PAI di SD, dan juga kepada saudara-saudara yang telah mendukung untuk lancarnya
pembuatan makalah ini.Harapan penulis semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi mahasiswa-mahasiswi, yang mudah-mudahan berkenan Di hati Bapak selaku dosen. Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna maka dari itu penulis mohon maaf apabila ada kesalahan
dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini.Akhir kata kami sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah dari
awal sampai akhir.semoga Allah swt senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Bogor 20 Mei 2016
BAB I
PEMBUKAAN
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah sebuah keharusan yang
ditaklif oleh Allah kepada seluruh manusia. Karna sejatinya manusia bergerak
sesuai mafahim yang ia miliki ketika mafahimnya benar maka ia akan bangkit dan
ketika mafahimnya salah maka ia aka hancur hal ini dikemukakan oleh Syeikh
Taqiuddin An-nabhani dalam kitabnya nidzhamul islam ( yanhadul insanu bifikrin
bima indahu )[1]kebangkitan
manusia tergantung pada pemikirannya oleh karna itu kenapa pendidikan itu
penting lebih lebih lagi Allah menegaskan dalam surat Al-mujadilah ayat 11Yang
artinya “ Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu ( al
mujadilah : 11 )”
Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan salah satu rumpun PAI yang mengurai tentang
perjalanan islam baik dari segi kebudayaannya maupun peradabannya. Seperti yang
kita tahu, bahwa kisah dalam sejarah sangat banyak muatan nilai-nilai luhurnya.
Namun begitu, ternyata dalam menyampaikan pembelajaran tidak serta-merta
menjadi mudah.
Untuk
dapat mengungkap nilai-nilai yang ada dalam sejarah tentu memerlukan metode
yang baik. Pembelajaran SKI di sd, terlebi lagi, memerlukan rancangan yang
mendalam agar selain materi dapat tersampaikan, juga agar materi tersebut tidak
hanya disampaikan lalu hilang, tapi juga agar mampu mencapai tujuan
pembelajaran yang lebih substansial, yaitu nilai-nilai tersebut.
Dalam
makalah ini, disampaikan tentang hakikat belajar dan pembelajaran,
karakteristik SKI dan madrasah, serta strategi dan metode pembelajaran SKI di
Madrasah Ibtidaiyyah. Sehingga semoga setelah mempelajari makalah ini,
setidaknya guru memiliki tambahan informasi dalam menyapaikan pelajaran SKI di
MI untuk selanjutnya.
B. Rumusan masalah
1.
Pengertian Belajar dan Pembelajaran
2.
Karakteristik SKI dan Madrasah
3.
Strategi dan Metode Pembelajaran SKI di SD
4.
Kurikulum Ski di Sekolah
5.
Standar Kompetensi Kelulusan
C. Tujuan
1.
Mengetahui Pengertian Belajar dan Pembelajaran Ski di Sd atau Mi
2.
Mengetahui mengenai karakteristik pembelajaran Ski
3.
Mengetahui Metode-Metode Pembelajaran Ski
4.
Untuk Mengetahui Kurikulum Ski di Sekolah-Sekolah
5.
Mengetahui Standar Kompetensi kelulusan Ski
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sejarah dan Kebudayaan Islam
Pendidikan adalah sebuah keharusan
yang ditaklif oleh Allah kepada seluruh manusia. Karna sejatinya manusia
bergerak sesuai mafahim yang ia miliki ketika mafahimnya benar maka ia akan
bangkit dan ketika mafahimnya salah maka ia aka hancur hal ini dikemukakan oleh
Syeikh Taqiuddin An-nabhani dalam kitabnya nidzhamul islam ( ينهد الانسان بفكر بماعنده )[1]kebangkitan
manusia tergantung pada pemikirannya oleh karna itu kenapa pendidikan itu
penting lebih lebih lagi Allah menegaskan dalam surat Al-mujadilah ayat 11Yang
artinya “ Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman dan berilmu ( al
mujadilah : 11 )”
B. Pembelajaran SKI di Sekolah Dasar (SD)
Materi
sejarah kebudayaan Islam biasanya berisi kisah dan peristiwa masa lalu yang
bisa dijadikan teladan untuk masa kini. Dalam SK KD SKI untuk jenjang pendidikan
dasar Islam (SD),
mata pelajaran ini diberikan kepada peserta didik mulai kelas 3 sampai kelas 6.
Materinya antara lain:
1. Kehidupan masyarakat
Arab pra-Islam,
2. Kisah perjuangan Nabi
Muhammad SAW,
3. Kisah khulafaurrasyidin
(Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib).
C. Tujuan Pembelajaran SKI di SD
Langkah awal yang harus diperhatikan sebelum
menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam, adalah menentukan tujuan pembelajarannya terlebih dahulu. Di atas telah
dituliskan bahwa tujuan pembelajaran SKI adalah sebagai berikut:
1.Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan
ajaran nilai-nilai
dan norma-norma islam yang telah dibangun oleh Rasulullah dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban islam.
2.Membangun
kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan
sebuah proses di masa lampau, masa kini, dan masa depan.
3. Melatih
daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar.
4.Menumbuhkan
apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peningalan sejarah islam
sebagai bukti peradaban umat islam di masa lampau.
5.
Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari
peristiwa-peristiwa bersejarah, meneladani tokoh-tokoh berprestasi.[2]
Maka, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran SKI
tersebut, juga dengan mempertimbangkan karakteristik Madrasah seperti yang
dijelaskan diatas, yaitu secara historis madrasah didirikan untuk
mentransmisikan nilai-nilai islam, penentuan model, pendekatan, strategi,
metode, teknik dan taktiknya pun tidak terlepas dari tujuan SKI dan
karakteristik madrasah tersebut.
Sehingga,
dalam hal ini, SKI sangat bisa diajarkan dalam pendekatan pembelajaran, baik
yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) maupun yang berpusat pada
peserta didik (student-centered approaches).
Setelah
metode tersebut ditentukan, dapat pula dirinci kembali menjadi teknik atau
taktik. Namun teknik dan taktik ini menjadi sangat individual, tergantung
kepada masing-masing guru. Setiap guru mempunyai gaya mengajar, teknik mengajar
dan taknik mengajarnya masing-masing. Sehingga pada bagian ini, murni menjadi
kreatifitas masing-masing guru.[3]
D.Manfaat Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Pernahkah terlintas dalam benak kamu,
siapakah nenek moyangmu? Kapankah Muhammad dilahirkan? Kapankah Muhammad di
angkat menjadi rasul? Kapankah terjadinya Perjanjian Aqabah, Piagam Madinah?
Bagaimana kepemimpinan Khulafaurrasyidin, Dinasti Umayyah? Dimanakah Nabi
Muhammad saw. menerima wahyu yang pertama, dan bagaimana metode dakwah Nabi
Muhammad saw.di Makkah dan Madinah? Apa yang melatarbelakangi terjadinya Futtul
Makkah?
Dengan mempelajari pelajaran sejarah
kebudayaan Islam, kamu akan diajak untuk berpikir historis dan memperoleh
pemahaman bagaimana perkembangan sejarah kebudayaan di dunia Islam. Selama
manusia masih memiliki rasa ingin tahu terhadap peristiwa masa lalu, selama itu
pula akan terasa perlunya mempelajari sejarah. Dari peristiwa-peristiwa tersebut,
kita dapat bercermin dan menilai perbuatan yang merupakan keberhasilan dan
kegagalan. Dengan mengetahui sejarah, kita akan lebih mempersiapkan diri untuk
meraih keberhasilan dan akan lebih berhati-hati agar kegagalan itu tidak
terulang kembali.
Tahukah kamu? Melalui sejarah kebudayaan
Islam, kamu dapat melihat tidak hanya masa sekarang, akan tetapi masa yang akan
datang. Pernahkah kamu sadari? Telah terjadi peristiwa yang sudah terjadi
sebelumnya, hal tersebut terjadi karena pada dasarnya setiap peristiwa memiliki
pola atau garis-garis tertentu yang membentuk terjadinya peristiwa tersebut.
Belajar sejarah sama halnya dengan
belajar melalui pengalaman sehari-hari. Bukankah lebih baik jika orang mau
belajar melalui pengalaman sehari-hari untuk menghadapi dan memecahkan masalah
baru agar dapat menghasilkan suatu hal yang terbaik. Kamu juga akan mampu
berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau yang
dapat digunakan untuk menjelaskan proses perkembangan, perubahan masyarakat Islam,
serta keragaman budaya di masa yang akan datang.
Sejarah
merupakan jembatan yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, ia merupakan
tempat belajar bagi para generasi penerus agar dapat memandang ke masa silam,
melihat ke masa kini, dan menatap ke masa depan. Al- Qur’an adalah kitab suci
yang merupakan pedoman hidup umat Islam yang telah memerintahkan umatnya untuk
memperhatikan sejarah. Beberapa ayat Al-Qur’an dengan jelas memerintahkan hal
itu. Di antaranya adalah sebagai berikut.
أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۚ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً
وَأَثَارُوا
الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ
رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ ۖ فَمَا كَانَ اللَّهُ
لِيَظْلِمَهُمْ
وَلَٰكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Artinya :
Dan
tidaklah mereka berpergian dimuka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan
orang-orang sebelum mereka (yang mendustakan rasul)? Orang-orang itu lebih kuat
dari mereka (sendiri) dan mereka telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan, dan telah
datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas.
Maka Allah samasekali tidak berlaku zalim kepada mereka, tetapi merekalah yang
berlaku zalim kepada diri sendiri. (Q.S. Ar-Ruum [30] :9
Al-Qur’an bahkan tidak hanya
memerintahkan umatnya untuk memperhatikan perkembangan sejarah manusia, tetapi
Al-Qur’an juga menyajikan banyak kisah. Sebagian ulama bahkan ada yang
berpendapat bahwa dua pertiga isi Al-Qur’an itu adalah kisah sejarah. Dalam
kitab Mańa al-Qaţţan dijelaskan bahwa kisah dalam Al-Qur’an terbagi menjadi
tiga macam antara lain sebagai berikut :
Kisah
para nabi yang berisi usaha, fase-fase perkembangan dakwah mereka, dan sikap
orang-orang yang menentang para nabi. Adapun yang termasuk yang termasuk ke
dalam jenis kisah tersebut di antaranya adalah kisah nabi Adam, Nuh, Ibrahim,
Ishak, Ismail, Musa, Harun, Isa dan Muhammad saw.
Kisah
orang-orang terdahulu yang termasuk ke dalam katagori nabi. Adapun yang
termasuk ke dalam jenis kisah tersebut seperti kisah Talut, Jalut, dua orang
putera nabi Adam, Ashab al Kahfi (penghuni gua), Zulkarnaen, Qarun, Firaun,
Maryam, dan keluarga Imran.
Kisah-kisah
yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa Nabi Muhammad
saw. seperti peristiwa Perang Badar, Perang Uhud, Perang Ahzab, Perang Hunain,
Perang Tabuk, peristiwa hijrah, dan peristiwa Isra mi’raj
Kisah-kisah
ini dipaparkan dengan tujuan agar umat manusia mengambil i’tibar (pelajaran)
darinya. Allah berfirman sebagai berikut:
وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ
فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ
لِلْمُؤْمِنِينَ
Artinya :
Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan
kepadamu Muhammad, agar dengan kisah ini kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya
telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran ini Telah datang kepadamu kebenaran
nasehat dan peringatan dan bagi orang-orang yang beriman. (QS Hud[11]:120)
Dari penjelasan ayat tersebut jelaslah
bagaimana Islam mengajarkan pentingnya mempelajari sejarah, maka jangan
sekali-kali melupakan sejarah. Jadi, tujuan dan manfaat mempelajari sejarah
kebudayaan Islam adalah sebagai berikut.
Memperoleh
pengalaman mengenai peristiwa-peristiwa sejarah kebudayaan Islam di masa lalu
baik pengalaman positif maupun pengalaman negatif yang dapat dijadikan hikmah
agar kesalahan-kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
E. Macam-macam
Metode dalam Pembelajaran SKI
a) Metode Perumpamaan
Menurut Prof. Kukuh Fachhurrohman suatu
metode yang digunakan untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realita
sesuatu. Perumpamaan dapat dilakukan dengan mentashbihkan sesuatu
(menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang serupa), seperti
mengunpamakan sesuatu yang rasional-abstrak dengan sesuatu yang bisa
diindra.
Metode diakronik disebut juga metode
sosio-historis, yakni suatu metode pemahaman tentang suatu kepercayaan, sejarah
atau kejadian, dengan melihatnya sebagai satu kenyataan yang mempunyai satu
kesatuan yang mutlak dengan waktu, tempat, kebudayaan, golongan dan lingkungan
tempat kepercayaan sejarah tempat kejadian itu muncul. Dengan metode ini, akan
menyebabkan anak ingin mengetahui, memahami, menguraikan, dan menerusakan
ajaran-ajaran Islam dari sumber dasarnya yaitu, Al-Qur’an dan As-Sunnah serta
pengetahuan tentang latar belakang masyarakatnya, sejarah budaya di samping
sirah Nabi SAW dengan segala alam pikirannya.
F. Struktur dan Jenis Materi-Materi Kognitif
Banyak dari fakta baik dalam bentuk
barang, benda, dokumen, dan gambar yang tidak lagi dapat ditemui. Oleh karena
itu, untuk membuat peristiwa-peristiwa bersejarah tetap terpelihara tidak hanya
dalam bentuk laporan verbal, perlu juga kiranya dihadirkan gambar yang bisa
menghantarkan pikiran seseorang untuk memasuki masa lampau tersebut. Meskipun
gambar itu tidak begitu representatif, paling tidak ada bentuk, jenis, atau
kualitas-kualitas tertentu yang mempunyai unsur kesamaan.
Gambar
berfungsi sebagai alat bantu untuk menghadirkan fakta atau konsep sejarah yang
abstrak menjadi konkret. Contoh konkrit berupa gambar akan menjadi gantungan
atau jangkar ingatan peserta didik untuk menghafal beberapa kata, data, dan
faka untuk membangun kompetensi yang diharapkan. Penguasaan peserta didik atas
kompetensi kognitif berupa penguasaan
atas informasi sangat membantunya untuk mengembangkan sikap yang baik dan
keteramplan motorik yang tinggi.
2) Concept Map (Peta Konsep)
Peta konsep adalah cara yang praktis untuk mendeskripsikan gagasan
yang ada dalam benak. Nilai praktisnya terletak pada kelenturan dan kemudahan
pembuatannya. Guru bisa memanfaatkan peta konsep untuk dijadikan sebagai metode
penyampaian materi sejarah. Penyampaian materi dengan peta konsep akan
memudahkan siswa untuk mengikuti dan memahami alur sejarah dan memahami secara
keseluruhan.
Dengan
peta konsep, peserta didik tidak akan mengingat dan menghafal materi sejarah
secara verbatim, kata per kata. Mereka punya kesempatan untuk membangun
kata-kata mereka sendiri untuk menjelaskan hubungan satu konsep dengan lainnya.
Word square merupakan permainan yang akhir-akhir ini banyak digemari
orang seperti halnya Sudoku. Bahkan banyak siswa yang asyik main sudoku atau
word square saat guru penuh semangat menyampaikan materi. Oleh karena itu,
alangkah baiknya kalau memanfaatkan game atau permainan yang bisa mengajak otak
untuk terus bekerja ini sebagai metode pembelajaran.
Scramble merupakan permainan yang digemari
oleh semua orang tidak hanya menyususn kata atau frase. Metode ini bisa
mendorong peserta didik untuk berpikir secara aktif dengan materi (kata
teracak) yang ada. Peserta didik dianjurkan untuk tidak menjawab pertanyaan
secara langsung tapi dengan menyebut angka dari jawaban yang kata-katanya
teracak.
Bermain peran bisa berbentuk memerankan
dialog tokoh- tokoh dalam sejarah atau memerankan diri atau kelompok sebagai
ahli sejarah. Bentuk yang pertama bisa mengajak peserta didik untuk menjiwai
karakter atau tokoh sejarah. Dengan cara ini, siswa merasakan dirinya sebagai
actor sejarah dan akan sangat berkesan bagi mereka. Dialog- dialog yang dipakai
diusahakan untuk sederhana dengan tanpa meninggalkan gagasan- gagasan utamanya.
6) Sosiodrama
Drama atau sandiwara dilakukan oleh
sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah disusun naskah
ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun cara pelakunya harus memahami
lebih dahulubtentang peranan masing-masing yang akan dibawakannya.
Metode
sosiodrama adalah juga semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya lebih
dahulu. Kesan dari drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya kepada
perkembangan jiwa anak didik baik yang langsung berperan sandiwara, maupun yang
menyaksikan. Oleh karena itu metode sosiodrama.[4]
KESIMPULAN
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu
rumpun PAI yang mengurai tentang perjalanan islam baik dari segi kebudayaannya
maupun peradabannya. Seperti yang kita tahu, bahwa kisah dalam sejarah sangat
banyak muatan nilai-nilai luhurnya. Namun begitu, ternyata dalam menyampaikan
pembelajaran tidak serta-merta menjadi mudah. Mungkin dengan beberapa metode
yang kita bisa gunakan dalam pembelajaran SKI di sekolah-sekolah yang akan sedikit membantu guru PAI dalam memberikan
materi yang akan di sampaikan kepada peserta didik.
Dan Dengan adanya mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam diharapkan para siswa dapat memahami dengan seksama tentang
perjalanan agama islam mulai dari
sejarah masyarakat Arab pra-Islam, kelahiran Rosulullah hingga setelah wafatnya
Rosulullah, dan perkembangannya. Secara substansial, mata pelajaran Sejarah
Kebudayan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah kebudayaan Islam, yang
mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan,
membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
نظام
الاسلام (
tariqatul iman ) Pti Thariqul izzah, jakarta. 2008
Subur, Model Pembelajaran Nilai Moral berbasis Kisah,
Purwokerto, STAIN Press, 2014.
Hamruni, Strategi pembelajaran, Yogyakarta, Insan
Madani, 2012.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta, Kencana, 2011, cet.4.
Hanafi,
2009. Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta pusat: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam
Direktorat
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. 1981. Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam. Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN Pusat
[1]نظام الاسلام ( tariqatul iman ) Pti
Thariqul izzah, jakarta. 2008
[2]http://www.matapelajaranski.com/2014/04/karakteristik-mata-pelajaran-sejarah.html
[3] Hanafi, 2009.
Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta pusat: Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam
[4] Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. 1981. Metodik
Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi
Agama/IAIN Pusat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar